Bandung, persis.or.id – Mahasiswa Universitas Persatuan Islam (Unipi) kembali memberikan kebanggaan kepada jamiyyah PERSIS. Kali ini datang dari Program Studi (Prodi) Peternakan.
Baru-baru ini, mahasiswa Prodi Peternakan mengembangkan pupuk organik kandang domba. Dengan bimbingan para dosen, mahasiswa tidak hanya bisa memahami proses pembuatan pupuk, tapi sekaligus bisa mengembangkan kreativitas dan jiwa entrepreneurship.
Pupuk tersebut diolah dalam proses fermentasi, dikemas secara apik dengan kemasan yang menarik agar memiliki nilai jual yang tinggi.
Pupuk karya mahasiswa Unipi ini kaya akan microba yang sangat baik untuk tanaman, juga memperbaiki struktur tanah, menjaga keseimbangan ekosistem sekitar akar, serta meningkatkan kemampuan tanah mengikat air yang dibutuhkan tanaman.
Dalam uji coba yang pertama, mahasiswa dapat mengolah satu ton bahan pupuk yang menghasilkan 850 bungkus pupuk domba halus kemasan 1 kg. Hasilnya di luar dugaan, karena semua habis terjual hanya dalam waktu satu minggu.
Berkat inovasi tersebut, respon pasar pupuk sangat positif. Bahkan, banyak permintaan hingga kini yang belum bisa terlayani semua. Ini menimbulkan kesempatan yang dapat dimanfaatkan, karena dapat menjadi bisnis yang menjanjikan jika dikelola lebih serius.
Ketua Prodi Peternakan Universitas Persis (Unipi), Ai Nurfaridah sangat mengapresiasi hal tersebut. Dirinya mengakui bahwa sampai saat ini dirinya bersama para dosen selalu memberikan motivasi dan bimbingan agar seluruh mahasiswa bisa mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan di ruang kuliah menjadi aksi nyata.
“Kegiatan semacam ini harus terus dikembangkan, praktik pengolahan pupuk merupakan satu dari banyak program yang bisa dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas mereka. Prodi sangat mendukung dan menyambut positif,” tuturnya.
Selama ini, kata dia, fokus dalam kajian di bidang peternakan dan berbagai hal tentang dunia ternak dipelajari secara serius. Tak hanya teori yang dipelajari, tetapi juga sering kali langsung praktik di lapangan.
“Dengan begitu, para mahasiswa mendapatkan pengalaman empiris sebagai calon pakar peternakan,” terangnya.
Praktikum yang dilakukan mahasiswa Unipi ini bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang sudah berpengalaman di bidang peternakan, seperti Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Young Farmer Farm (YFF), Motekar Farm, dan yang lainnya.
“Tak jarang juga para mahasiswa ini melakukan studi banding dan praktikum dengan kampus besar seperti Universitas Padjadjaran (UNPAD), komunitas ternak dan organisasi lainnya,” tambahnya.
Mahasiswa Prodi Peternakan sendiri telah merasakan dampak positif dari praktikum pembuatan pupuk ini, seperti yang disampaikan Fajar Sukma Arfian.
Menurutnya, dengan adanya program pembuatan pupuk ini menjadi pelajaran berharga, karena yang awalnya limbah dari peternakan itu dianggap masalah, dengan program ini justru menjadi solusi.
“Pupuk ini jadi solusi yang baik bagi para pencinta tanaman hias ataupun buah. Saya selaku mahasiswa mempunyai keuntungan dalam program ini, yaitu belajar berbisnis serta ilmu pemanfaatan limbah yang nantinya bisa dipraktikkan di rumah atau di peternakan yang limbahnya mencemari lingkungan, serta bisa membantu para peternak kita,” tandasnya.
Sedangkan menurut mahasiswa lain, yakni Aqbil Hibban Muttaqin, manfaat adanya program ini adalah mahasiswa bisa berbagai manfaatnya dari mulai pembuatan hingga pemasaran.
“Saya pribadi membangun dalam diri saya menjadi *businessman*, ternyata dalam pemasaran itu sulit, tapi kita tahu bagaimana sulitnya itu,” jelasnya.
Hingga saat ini, dirinya mengaku hanya bisa memasarkan dalam lingkup keluarga dan sekitar rumah, dan belum sampai ke ranah pemasaran luar.
“Banyak sekali manfaat dalam program tersebut, berbagai manfaat saya rasakan dan adanya ini sangat berpengaruh dalam mendidik mental para mahasiswa.” ujarnya.